Ads 468x60px

Sejarah kami

ejarah LNG Badak akan selalu menjadi bagian dari sejarah industri LNG Indonesia. Ini dimulai ketika 2 cadangan gas alam dalam jumlah yang ekstensif ditemukan di 2 tempat terpisah.
Daerah yang Arun Lapangan Gas ditemukan oleh Mobil Oil Indonesia pada akhir tahun 1971, berlokasi di Aceh Utara, dan Lapangan Badak Gas, ditemukan oleh Huffco Inc, pada tahun 1972 awal, yang terletak di Kalimantan Timur. Kedua perusahaan bekerja di bawah kontrak bagi hasil dengan Perusahaan Minyak Negara, Pertamina.
Kenyataan bahwa kedua daerah gas terletak sangat jauh dari potensi konsumen yang mengkonsumsi gas alam dalam skala besar. Untuk memenuhi skala ekonomi pada pengembangan proyek, pada tahap awal 3 perusahaan yakni, Pertamina, Mobil Oil dan Huffco sepakat untuk mengembangkan proyek LNG yang dapat mengekspor gas alam dalam jumlah besar dalam bentuk cair.
Ini menjadi sejarah karena 3 perusahaan tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam bisnis LNG LNG dan tidak pernah dikenal. Itu hanya 4 LNG tanaman di dunia dengan hanya 3-4 tahun pengalaman operasional, dapat dimengerti mengapa proyek ini dimulai oleh sebuah program ambisius dengan sedikit kepercayaan bagi konsumen LNG potensial.
Meskipun fakta di atas, bulan telaten bekerja keras dilakukan oleh Pertamina dan keduanya mitra yang mencoba untuk menjual proyek untuk dua konsumen LNG potensial, pemodal potensial dan juga mitra potensial di seluruh dunia. Akhirnya usaha itu berbuah dengan kesepakatan kontrak penjualan LNG pada tanggal 5 Desember 1973, dilaksanakan oleh 5 pembeli Jepang yaitu: Chubu Electric Co, The Kansai Electric Power Co, Kyushu Electric Power Co, Nippon Steel Corp dan Osaka Gas Co.Ltd.
Kontrak yang kemudian dikenal sebagai Kontrak 1973 itu berisi komitmen dari pembeli untuk impor LNG dari Indonesia selama 20 tahun, yang akan diproduksi dan dipasok oleh kilang LNG yang belum sepenuhnya didirikan. Di sisi lain, Pertamina sepakat untuk memulai pasokan LNG pada pertengahan 1977 dari 2 tanaman LNG yang akan dibangun dalam waktu 42 bulan. Ini adalah tantangan. Sejalan dengan rencana untuk mendirikan pabrik LNG, direncanakan untuk membangun kapal tanker untuk transportasi armada dan terminal penerima, termasuk jadwal yang diperlukan untuk mengatur dukungan keuangan untuk proyek-proyek.
Tentu saja proyek tersebut harus melibatkan banyak perusahaan, bank dan lembaga keuangan dan partisipasi dari lembaga pemerintah dari 3 negara yaitu Amerika Serikat, Jepang dan Indonesia. Setiap negara memiliki kebijakannya sendiri untuk membawa tanaman ke dalam satu tujuan yaitu untuk kapal LNG Indonesia ke Jepang. Hal ini jelas bahwa kerjasama antara semua pihak dikenakan arti penting dalam mendukung keberhasilan proyek.
Sejarah PT Badak NGL selama lebih dari 30 tahun telah membuktikan bahwa LNG Indonesia memiliki makna tersendiri dalam menjaga visi yaitu kerjasama intensif jangka panjang, yang selalu menjadi aspek fundamental untuk mencapai kesuksesan.